awal pertama kali belajar membaca al qur'an dari perhuruf hijaiyah
sampai aku bisa membacanya per kata dan kemudian per ayat, belum kutemukan hal
yang bisa membuatku kagum akan isi al qur'an karena hanya kubaca dan tidak aku
pahami akan arti atau tafsir dalam al qur'an itu sendiri.
akan tetapi sering aku mendengar lantunan ayat - ayat al qur'an
dimanapun, termasuk di masjid-masjid dengan suara yang merdu dan membuat hati
ini bergetar, aku penasaran akan isi kandungan atau tafsir dalam setiap surat
demi surat dalam al qur'an, setelah aku baca aku merasakan seperti sedang
berkomunikasi dengan Allah, dimana aku merasa lebih dekat dengan Allah yang
begitu dalam yang didalamnya terdapat rasa cinta,takut dan rasa harap kepada
Allah.
salah satu surat yang membuatku akan hati ini termotivasi dan
sadar adalah surat Ar Rahman, dimana surat ini menjelaskan tentang kepemurahan
Allah SWT kepada hamba-hambanya yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang
tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.
dalam surat ini mempunyai ciri khas kalimat berulang 31 kali yaitu
:
yang artinya "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu
dustakan?"
dalam surat ini aku merasakan arti rasa syukur akan hal apapun,
dimana dulu aku yang tidak seberapa mempunyai sifat rasa syukur akan sesuatu
hal kini aku merasakan bahwasannya surat ini mengajarkanku akan melihat sesuatu
yang ada dibawah bukan diatas.
disisi lain banyak hal yang kudapatkan juga dari al qur'an akan
rasa takut kepada Allah dimana saat aku membaca surat An Nisa' ayat 78 yaitu
:
yang artinya "Dimanapun kamu berada,kematian akan mendpatkan
kamu,kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh, jika mereka
memperoleh kebaikan mereka mengatakan, "ini dari sisi Allah",dan jika
ditimpa dari suatu keburukan mereka mengatakan, ini datangnya dari kamu
(muhammad) katakanlah, semuanya (datang) dari sisi Allah. "maka
orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir - hampir tidak memahami
pembicaraan sedikitpun.
dalam ayat ini aku merasa bahwasannya berbuat baik dimanapun itu
harus dilakukan karena kematian berada dimana saja, selalu beribadah dan dari
hari ke hari selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
agar aku merasakan lebih dekat pun itu aku harus mengingat akan
kematian supaya bisa beribadah lebih giat lagi, semoga Allah memberiku
kemudahan dalam melakukan hal baik di jalan-Nya dan Allah mengampuni
setiap dosa-dosaku.
dan semoga Allah kelak membawa kita ke sebuah takdir dalam
kematian khusnul khotimah dan masuk ke surga-Nya. Aamiin